indonesiaseharusnya-jabar.com – Kota Tasikmalaya – Solidaritas Anak Muda Batalengsar (SAMBA) binaan Komunitas Batalengsar (Kombat) yang didukung oleh Ngaos Art Tasikmalaya mempersembahkan pertunjukan teater yang bertajuk Seribu Sang Saka, Minggu (28/8/22) malam.
Naskah Seribu Sang Saka yang ditulis oleh Toni Lesmana ini digarap apik oleh sutradara Rika Johara, mengisahkan tentang penyambutan kedatangan pejabat yang akan meninjau satu kampung dalam suatu perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Kepala Desa memerintahkan warganya untuk memasang Bendera Merah Putih di halaman rumah masing-masing serta memungut urunan kepada masyarakat untuk mendukung acara pemasangan bendera yang direncanakan akan dilakukan pembentangan bendera dengan menutupi sebuah bukit.
Namun sayangnya aki nden, yang dimasa mudanya ikut berperang memperjuangkan kemerdekaan, tidak mampu membayar iuran dan memasang bendera, sehingga aki nden dan Nini Idet membangkitkan kembali arwah bendera pusaka.
Seribu Sang Saka yang dimainkan oleh Ari, Alma, Padya, Fitri, Fahmi, Haikal, Gya, Destya, Rival dan Rifki ini berhasil memukau ratusan warga yang menyaksikan gelaran dihalaman sebuah mesjid di Kampung Batalengsar, Kersamanah, Cipedes Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya.
Inisiator gelaran Yulianto yang juga seniman dari Kota Seribu Bukit menyebut gelaran ini merupakan momentum untuk membangkitkan dan rasa nasionalisme khususnya untuk para generasi muda yang ada di Kota Tasikmalaya.
“Garapan ini merupakan kerja bareng Kombat dengan Ngaos Art dimana menampilkan Samba yang berkarya dalam berkesenian teater, “ungkapnya kepada wartawan usai gelaran, Minggu (28/8/22).
Yulianto seniman yang telah berkarya membuat logo Kota Tasikmalaya ini menyebut untuk mengisi kemerdekaan ini rasa nasionalisme perlu ditumbuhkan, apalagi saat ini Pandemi Covid-19 telah meluluhlantahkan seluruh sendi perekonomian.
Dalam momentum HUT RI ke-77 yang bertema Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat, semoga gelaran Seribu Sang Saka dapat menjadi inspirator untuk bangkitnya semangat dari keterpurukan ekonomi dengan dilandasi kebersamaan serta dikobarkan oleh semangat api perjuangan dalam merebut kemerdekaan yang disimbolkan oleh Bendera Sang Saka Merah Putih.
“Kalau jaman dahulu ingin mengibarkan bendera itu sangat susah dan berat sekali, urusannya darah dan nyawa, saat ini waktunya kita bangkitkan semangat untuk mengisi kemerdekaan yang disimbolkan oleh merah putih,”pungkasnya.
Red. WN. Hermawan