indonesiaseharusnya-jabar.com – Kota Tasikmalaya – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Tasikmalaya menghapus segala jenis perpeloncoan dalam masa pengenalan orientasi kampus bagi para mahasiswa baru, Rabu 31/08/2022.
Hal tersebut disampaikan oleh H. Anggi Maulana. Rizky Lc. MA MPd. selaku Pembina Kemahasiswaan UPI Tasikmalaya saat ditemui awak media disela kegiatan Masa Orientasi Kampus (MOKA) dan Kuliah Umum (KU) UPI Tahun 2022.
Menurutnya UPI Kampus Tasikmalaya dalam masa pengenalan kampus kepada mahasiswa baru lebih kearah penempaan kreativitas dan penggalian potensi yang dimiliki oleh para mahasiswa.
“Pengenalan kampus bagi Mahasiswa baru di UPI Tasikmalaya kini lebih kepada penggalian potensi para mahasiswa sesuai visi misi kampus UPI sendiri menjadi Kampus Ilmiah Edukatif dan Religius,”ungkapnya.
Hal tersebut sejalan dengan
mahasiswa semester tujuh Intan Sri Handini yang menjadi Ketua Pelaksana MOKA KU UPI Tahun 2022 bersama Presiden Mahasiswa UPI Rendi Rizky Sutisna.
Baik Intan maupun Rendi menilai perpeloncoan sudah tidak cocok lagi dalam pelaksanaan masa pengenalan kampus kepada mahasiswa baru, karena menurutnya bukan potensi mahasiswa yang akan terlihat, bahkan kekhawatiran pengulangan perpeloncoan yang baik akan menjadi turun temurun di setiap angkatan.
“Sejak awal pembukaan kita sudah bacakan janji mahasiswa yang berisi tentang pentingnya kegiatan mahasiswa disaat pertama kali mahasiswa dikenalkan dengan kehidupan kampus yang berisi tentang ruang-ruang intelektual dimana mahasiswa harus kritis berargumen dan berpendapat,” ungkap Rendi Rizky Sutisna.
Ia menambahkan dalam MOKA ini disuarakan pula anti plagiat karena menurutnya, dalam kehidupan mahasiswa banyak sekali membikin artikel yang menuntut kreativitas dan pemikiran-pemikiran mahasiswa dalam berkarya.
“Nah itu kan ketika membuat plagiat melanggar satu perundang-undangan yang ada, yang terakhir yaitu anti perpeloncoan jadi di sini kami tidak ada perpeloncoan kayak mahasiswa disuruh jalan bebek atau bahkan sampai dibentak-bentak ataupun lebih ke senioritas,”tandasnya
Dalam MOKA KU UPI ini menurutnya lebih mendisiplinkan bagaimana ketepatan waktu mahasiswa, kemudian juga bagaimana keaktifan mahasiswa berargumen ketika pemberian materi, hal ini dilakukan supaya mahasiswa lebih kritis atas apa saja yang ada di kampusnya ataupun di luar kampus.
Sementara itu mahasiswa baru alumni SMA Negri 1 Kota Banjar Farid Nawawi awalnya merasa khawatir akan terjadi perpeloncoan terhadap dirinya saat mengikuti kegiatan masa pengenalan kampus.
Namun hal tersebut tidak terjadi bahkan dirinya lebih nyaman dan memberikan satu apresiasi kepada para senior panitia dan jajaran pembina kemahasiswaan UPI Kampus Tasikmalaya.
“Yang saya rasakan di MOKA KU ini enjoy enjoy saja, tidak ada sistem pukul memukul yang menjadi tekanan bagi saya juga teman-teman, disini lebih diarahkan kepada penekanan dalam berdisiplin, kalaupun ada sanksi yang diberikan atas kesalahan mahasiswa baru, sanksinya itu membuat sebuah artikel yang menuntut kita berpikir kritis dan ilmiah,” pungkasnya.
Red. WN. Hermawan