Indonesiaseharusnya-jabar.com -Jakarta, -Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Ana Mariana MD tengah menempuh pendidikan di salah satu kampus terbaik dunia, Harvard University. Mengutip dari laman The Global Health Delivery saat ini Ana tengah menempuh pendidikan Magister Program Global Health Delivery dari Harvard Medical School. Dilansir dari detik.com.
Melalui wawancara singkatnya bersama Harvard University, Ana mengungkap salah satu mimpinya untuk menjadi seorang ahli dalam Global Health Delivery dan juga obgyn alias dokter spesialis kandungan.
Kuliah S2 di Harvard University dengan Beasiswa BPI, Ana merasa sangat beruntung dapat berkuliah S2 di Harvard Medical School dengan mengambil jurusan Global Health Delivery sejak 2021 lalu melalui jalur beasiswa luar negeri.
“Saya bersyukur karena jika melihat ke belakang, saya anak keempat dari empat bersaudara, saya anak bungsu. Ayah saya lulusan SMA, ibu saya lulusan SMP. Saya bersyukur sekali,” ujarnya ketika membagikan pengalamannya melalui akun Instagram Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).
Dengan beasiswa LPDP tersebut, Ana menjadi satu-satunya orang dari anggota keluarganya yang dapat mengenyam pendidikan tinggi hingga ke jenjang S2.
“Bisa dibilang saya bukan termasuk ke dalam orang yang cukup privilage, saya bersyukur sekali,” tambahnya.
BPI memberikan beasiswa penuh kepada Ana seperti pemberian biaya kuliah yang langsung dibayarkan oleh LPDP ke Harvard University.
Berkuliah di Harvard merupakan salah satu mimpi Ana. Ia telah lama tertarik berkuliah di negeri Paman Sam tersebut.
Ceritakan Persiapan Mendapat Beasiswa Ana juga menceritakan persiapan apa saja yang ia lakukan untuk mendapat beasiswa tersebut. Selain melakukan les IELTS, ia juga memaksimalkan pembuatan essay-nya.
Menurut Ana, pembuatan essay menjadi salah satu hal yang cukup menantang. Essay menjadi sesuatu yang benar-benar mempresentasikan diri kita.
Dirinya bahkan membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan dalam menyelesaikan essay tersebut. Untuk meyakinkan essaynya sudah maksimal, ia meminta beberapa orang untuk membacakan essaynya.
Sempat Bekerja Sebagai Manajer Operasi Klinis DOCTA. Selain itu, Ana juga sempat menjadi manajer operasi klinis di DOCTA, sebuah perusahaan startup kesehatan di Indonesia. Dari pengalaman itulah ia terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan S2 Global Health Delivery dan pengobatan sosial.
Dengan DOCTA, ia berupaya menghubungkan masyarakat yang tinggal di pedesaan dan daerah terpencil dengan bidan, perawat, hingga dokter layanan kesehatan primer yang bekerja di puskesmas.
Ia juga berharap bahwa Indonesia bisa benar-benar mengimplementasikan penggunaan telemedicine agar masyarakat Indonesia tidak tertinggal dalam hal pelayanan kesehatan.
Untuk diketahui, telemedicine merupakan layanan kesehatan berbasis teknologi yang memungkinkan para penggunananya untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa bertatap muka untuk memberikan konsultasi diagnostik dan tata laksana perawatan pasien.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman yang ia miliki, telemedicine mempunyai peluang yang besar dalam memperluas kesehatan bagi masyarakat pedesaan yang sulit mendapatkan pelayanan, setidaknya untuk sekedar diagnosa.
Berkontribusi pada Gugus Tugas Tanggap Pandemi COVID-19 Pada tahun 2020, Ana berkontribusi pada gugus tugas tanggap pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Barat dengan menjalankan program percontohan pelacakan kontak secara online.
Di sana, ia juga mengelola relawan termasuk memberikan dukungan emosional kepada mereka untuk menjaga antusiasme agar tetap stabil.